Mungkin sebutan untuk pencinta wanita memang pantas untukmu. Aku tak pernah habis pikir bagaimana bisa kamu secepat itu sudah memiliki wanita yang baru. Bagaimana dengan wanitamu yang dulu keras kepala dan manjanya melebihi bocah lima tahun itu? Apakah dia baik-baik saja setelah kamu meninggalkannya? Aku tidak yakin dia bisa setegar aku, bukannya aku ingin menyombongkan diri tapi sepertinya kenangan tentang dirimu jauh lebih menyakitkan karna selama waktu bertahun-tahun itu dia telah bersamamu dan begitu mencintaimu. Sebentar, cinta atau hanya obsesi? Ah, sudahlah aku tak ingin sok tahu tentang hati manusia.
Terkadang aku berpikir mengapa sampai saat ini aku masih saja menyimpan perasaan ini padamu sedangkan kamu mungkin sudah tidak peduli lagi. Sudah ada wanita baru yang entah lebih baik atau bahkan sebaliknya. Aku sudah tak ingin mengurusinya lagi. Tapi hati ini tak bisa untuk tidak peduli. Secepat itukah kamu melupakan kita? Sedangkan sampai saat ini aku masih saja mengurusi sakitnya luka yang belum juga kering ini. Kamu entah mengapa masih menjadi segala dalam kepala. Ketika aku tahu ada wanita lain yang menyukaimu, masih pantaskah aku masih berharap? Aku tahu titik jenuhmu mungkin sudah akut atau mungkin sudah terlalu lelah hingga kamu melepaskan genggamannya. Sudah ku bilang bukan jangan terlalu lama mengenggam duri yang membuatmu tak sadar akan melukai tanganmu sendiri.
Aku tidak tahu harus tertawa atau menangis. Aku ingin tertawa terbahak-bahak karna hubunganmu dengan wanita manja itu sudah berakhir tapi di sisi lain aku ingin menangis karna kamu tak henti-hentinya terus menambah luka karna hubunganmu dengan wanita barumu. Jangan kamu pikir aku tidak tahu karna sampai saat ini aku masih mencari-cari tahu kabarmu walaupun yang aku dapat bukan kabarmu tapi malah wanita-wanita yang dekat denganmu. Mengapa kamu tak pernah mencari tahu tentang aku setidaknya mencari tahu bagaimana keadaanku setelah berpisah denganmu. Mengapa kamu tidak datang padahal disini aku terus menunggu. Bukankah alasanmu ingin menjauh dariku karna dia, wanita manja itu. Mengapa kamu malah bersama yang lain. Dan tak berusaha memperbaiki kita seperti dulu.
Aku sungguh tak pernah mengerti jalan pikiranmu. Aku tak bisa terka apa yang ada dalam otakmu. Kamu terlalu semu hingga aku tak bisa melihat sisi terangmu. Mungkin harusnya aku yang terus bersamamu sehingga kamu tak lagi berpindah-pindah pada hati yang lain. Dan menjadi pecinta wanita yang hanya kamu jadikan cinta sesaat. Aku tahu sifat burukmu, kamu tak pernah bersikap tegas dan cepat luluh terhadap wanita. Aku tahu kamu lebih dari kamu mengetahui dirimu sendiri. Ketahuilah aku selalu mencintaimu walaupun kamu memilih bersama yang lain lagi dan lagi.
Untuk mantanku,
Si Pecinta Wanita yang tak pernah peka pada hati seorang wanita yang mencintaimu begitu berdarah-darah.
Aku ingin kamu kembali.