Haruskah banyak kata yang diucapkan ketika kita mencintai? bagiku tidak. Cukup cintai ia dalam diam. Itulah cinta yang paling terhormat. Disaat semua orang sibuk merebut perhatianmu, aku hanya diam di tepian hatimu, menanti celah itu terbuka. Sesekali kau melirikku, mungkin bertanya-tanya dalam hati apa yang aku inginkan sesungguhnya.
Aku tak ingin apapun bahkan dirimu. Aku menikmati cinta yang meletup-letup dalam hatiku. Terlihat naif memang namun aku menikmatinya.
Cinta tidak akan selesai jika hanya dengan sekedar memiliki raganya. Aku jengah dengan cinta yang seperti itu. Raganya bersamaku, namun cintanya terbang dan hinggap dari satu ke yang lainnya. Lebih nyaman dengan aku yang sekarang. Menikmati cinta dalam diam. Aku bukan pecundang yang tak mampu ungkapkan rasa dalam kata, namun mencintaimu dalam diam rasanya lebih indah. Karena kamu terlalu indah untuk sekedar dijadikan teman bersanding sementara. Ini buka perkara satu tahun, dua tahun, atau tiga tahun bersama, lebih dari itu. Cinta yang tulus adalah yang mampu diam bertaruh dengan egoisme memiliki. Cinta bukan hanya masalah memiliki raga yang bisa dipertontonkan ke khalayak ramai. Aku tak (lagi) butuh cinta yang seperti itu.
Siapa yang lebih tulus mencinta?
Aku tak berhak mengklaim bahwa akulah yang terbaik. Aku hanya sepotong kecil dari susunan cerita dalam hidupmu. Namun ketika potongan kecil itu pergi, gambarannya pasti takkan lagi sempurna.
Aku mencintaimu dalam diam. Menikmati irama cerita ini, menenangkan, menyenangkan, mendamaikan hati yang gundah. Canda tawa dan gurauan hangat yang tercipta adalah penguatku untuk menyembunyikan cintaku dalam diam. Aku bukan tak mampu berbicara, namun aku mencintaimu tulus lebih dari sekedar kata.
Biar waktu yang menjawab cinta siapa yang paling kuat. Aku hanya ingin diam, saat ini dan seterusnya...
Sabtu, 17 Oktober 2015
Dalam diam, aku mencintaimu
Langganan:
Postingan (Atom)