Inget nggak waktu kita sering voicenote-an di bbm?
Kamu sering becandain aku, kamu bilang kamu mau cubitin pipi aku kalau kita ketemu.
Inget nggak waktu itu kamu kirim voicenote dan bilang kalau kamu suka sama aku. Inget nggak?
Terus aku bilang kalau aku nggak bisa jawab saat itu juga padahal aku juga mulai suka sama kamu.
Sepulang aku kerja, kamu ajak aku makan dan kamu terus tanya jawaban aku apa, kamu pegang tangan aku, aku bilang iya, aku mau jadi pacar kamu.
Saat itu juga aku bilang sama kamu jangan buat aku sakit hati. Dan kamu bilang "iya aku janji".
Apa kamu ingat?
Sejak saat itu kamu tahu? Aku bahagia. Aku nggak pernah sebahagia itu. Karna kamu aku bisa lupain masa lalu yang buat aku sakit. Aku bisa lupain kesedihan aku yang berlarut-larut. Dan semua itu karna kamu. Karna kamu yang buat aku jatuh cinta lagi.
Inget nggak saat kita ketemu hampir tiap hari?
Aku selalu bawain kamu makanan, terus kamu bilang "pasti aku lebih senang kalau kamu yang masak".
Maaf kalau aku nggak bisa masak buat kamu.
Ingat nggak waktu aku bantuin kamu nyapu rumah, jemur baju kamu, nyetrika baju kamu. Aku nggak tega kamu ngelakuin itu sendirian.
Dan apa kamu ingat waktu kamu sakit, badan kamu panas tinggi, aku ke rumah kamu, aku mau anterin kamu ke dokter tapi kamu malah nggak mau. Aku mau beliin kamu makan tapi kamu malah tarik tangan aku. Seandainya kamu tahu, aku begitu khawatir, aku cuma takut kamu kenapa2. Kamu tinggal sendirian dan nggak ada yang ngurusuin kamu, apa saat itu aku mesti diam aja? Aku cuma mau selalu ada buat kamu. Aku mau selalu ada saat kamu butuhin aku, saat nggak ada yang peduli sama kamu.
Tapi nggak tau kenapa kamu selalu bilang kalau aku ini terlalu baik buat kamu, kamu bilang kamu nggak pantas buat aku.
Saat itu juga aku merasa takut kehilangan kamu, aku takut. Aku nggak mau hal yang lalu terjadi lagi sama aku. Aku merasa sedih setiap kali kamu bilang kata-kata itu.
Dan nggak tau kenapa saat kita berdua lagi ketawa bareng becanda bareng, saat kamu lagi manjain aku, pasti di akhir itu kita selalu berantem adu debat entah masalah mantan entah karna sikap aku. Kamu tahu? saat itu aku berusaha mengecilkan egonya aku, aku nggak mau jadi api yang semakin membakar amarah kamu. Kejadian itu nggak terjadi sekali dua kali tapi berulang kali dan kamu selalu menyalahkan aku. Dan berulang kali juga aku selalu minta maaf sama kamu. Iya memang aku yang salah, aku nggak tahu kalau kamu akan semarah itu sama aku. Seandainya kamu tahu, aku sedih setiap kali kamu diemin aku, setiap kali kamu bilang kata putus. Saat itu aku benar-benar takut kamu pergi dan aku akan benar-benar kehilangan kamu.
Entah kenapa sejak saat itu aku menjadi wanita cengeng luar biasa di hadapan kamu. Aku jadi wanita lemah yang nggak mau kehilangan cinta yang udah membuatku bisa jatuh cinta lagi.
Dan saat itu kamu mungkin udah cape sama sikap aku, kamu marah besar sama aku karna mantan aku kirim tweet di twitter aku. Kamu langsung bilang "udahlah aku cape, kita putus aja." Sebesar itukah kesalahan aku?
Seandainya kamu tahu, aku lebih sakit dari yang kamu bayangkan. Mantan kamu yang ternyata masih berharap kamu kembali, dan dia selalu mencari tahu tentang kamu.
Sebenarnya aku udah punya feeling kalau memang kamu masih berhubungan sama dia. Dan ternyata benar, saat dia upload foto screenshot, dan disitu kamu bilang "aku lebih sayang kamu, dibandingkan diri aku sendiri. Aku akan selalu seperti ini ada buat kamu sampai kamu benar-benar menemukan pengganti aku."
Saat itu, aku nggak tahu harus bilang apa, aku lebih kecewa, aku lebih sakit, aku lebih sedih dari apa yang kamu rasakan.
Apa kamu ingat, waktu aku ke rumah kamu terus aku nemuin stik name yang sama persis seperti yang kamu kasih ke aku, dibalik tulisan nama kamu ada nama dia, mantan kamu. Di hadapan aku, kamu matahin stik name itu dan kamu bilang "aku udah lupain dia jauh sebelum aku kenal dekat sama kamu." Terus kamu peluk aku dan bilang, "aku sayang sama kamu oon."
Apa kamu ingat?
Kamu seakan meyakinkan aku, kalau kamu nggak akan pernah pergi, karna saat itu kamu bilang "aku tahu kemana jalan pulang kok."
Aku inget banget, waktu kamu bilang, "aku begini, buat melamar kamu tau."
Aku cuma bisa senyum tapi aku nggak tahu harus percaya atau nggak. Mungkin itu hanya sekedar candaan kamu biar aku nggak terlalu sedih karna putus sama kamu. Bahkan saat kita udah putus, kamu selalu meyakinkan aku kalau kamu nggak akan pernah pergi dan nggak akan kembali sama dia, karna kamu udah punya prinsip.
Iya, prinsip dan prinsip. Sampai kamu lupa prinsip kamu tak pernah menggunakan hatimu kan?
Lama kelamaan kita semakin jarang bbman, kamu udah jarang kasih aku kabar, kamu lebih cuek, kamu udah nggak peduli sama kondisi aku yang suka kambuh karna telat makan. Karna biasanya kamu selalu khawatir kalau maag aku suka kambuh. Perhatian sederhana itu nyatanya udah nggak ada, udah bukan hal yang penting untuk sekedar kamu tahu.
Kamu pernah bilang "walaupun kita udah putus, tapi kamu boleh kok main ke rumah, mungkin kalau aku libur nanti aku ke rumah kamu."
Sejak saat itu aku selalu berharap kamu ke rumah saat libur weekend, tapi nyatanya kamu selalu bilang, "aku sibuk aku lembur terus." dan seterusnya kamu selalu bilang seperti itu. Kamu udah nggak punya waktu lagi buat aku bahkan hanya sekedar menyapa di chat bbm. Kita seperti orang yang tak pernah saling kenal, seperti tak pernah ada hubungan.
Padahal aku selalu nunggu chat dari kamu walau hanya sekedar berkata "hai".
Pernah sesekali kita bicara panjang di bbm, dan kamu bilang kalau mamamu sudah kembali ke rumah. Aku senang mendengarnya karna kamu mungkin tak lagi merasa cemas dan tak lagi merasa sendirian di rumah. Sudah ada yang lebih memperhatikan pola makanmu dan kamu tak lagi bisa main sampai larut malam.
Saat itu juga entah kenapa kamu tiba-tiba bilang kalau aku nggak perlu kasih perhatian lebih lagi sama kamu, kamu bilang nggak seharusnya sikap aku seakan-akan masih jadi pacar kamu, dan kamu bilang aku nggak usah lagi sering-sering ke rumah kamu lagi karna kamu dan aku bukan siapa-siapa kamu lagi.
Dan satu hal yang membuat aku jauh lebih sakit. Kamu bilang aku sudah jadi masa lalu kamu.
Secepat itukah? Seolah-olah kamu udah lupain semuanya, semua tentang kita, semua yang menurut aku begitu indah walau singkat..
Apa kenangan kita nggak pernah ada sedikitpun dalam benak kamu. Sebegitu mudahkah kamu anggap semua itu nggak pernah ada?
Ingat nggak waktu aku kasih setoples bintang-bintang yang didalamnya ada kata-kata?
Aku buat itu sampai larut malam, aku buat itu dengan harapan kamu akan baca semua isinya. Berharap kamu tau begitu aku sangat mencintai kamu. Berharap kamu kembali. Berharap kamu sadar kalau cuma aku yang selalu ada buat kamu, kalau cuma aku yang tulus sayang sama kamu.
Tapi rasanya kamu nggak akan pernah baca semuanya.
Dan hari dimana aku tau yang sebenarnya kenapa sikap kamu berubah. Saat aku lihat display picture di bbm kamu, ada foto dia, iya mantan kamu.
Saat itu, hati aku benar-benar sakit.Rasanya aku mau ngelupain semuanya. Rasanya aku nggak pernah mau kenal kamu lagi. Aku muak dengan segala kebohongan kamu. Aku muak dengan sikap kamu yang selalu menyalahkan aku atas semua pertengkaran yang terjadi saat kita masih bersama.
Kamu seolah membalikan fakta. Aku masih ingat, kamu bilang kamu nggak mau berurusan lagi sama mantan kamu, kamu bilang kalau kamu udah hapus semua yang berhubungan dengan dia. Tapi kenyataan parah. Kamu balikan lagi sama dia kan?
Di mana hatimu mas?
Saat kita berantem karna masalah mantan aku, mungkin kamu selalu berpikir kalau aku belum bisa lupain mantan aku. Kamu selalu menyalahkan aku atas semuanya. Dan sekarang terbukti kan siapa yang belum bisa lupa mantan?
Aku nggak habis pikir kalau kamu sejahat itu sama aku.
Seandainya kamu tau, aku selalu jujur kalau aku lupain semua yang berhungan dengan mantan. Aku cuma anggap mereka teman dan nggak lebih dari itu.
Itu alasannya kenapa aku nggak mau kamu berhubungan sama dia, aku selalu larang kamu buat hubungi dia. Karna aku tau dia masih berharap kamu kembali, dia nggak pernah bisa relain kamu.
Ketakutan aku selama ini benar kan? Feeling aku nggak pernah salah kan?
Padahal aku tulus sayang sama kamu, aku mau yang selalu ada buat kamu, tapI kenapa kamu malah balikan lagi sama dia sih?
Pernah tau sedikit aja gimana perasaan aku?
Pernah mikirin nggak gimana sakitnya jadi aku?
Kamu mungkin nggak pernah tau gimana rasanya ada di posisi aku sekarang.
Beribu alasan kamu meyakinkan aku, ternyata beribu alasan itu juga yang menyakitkan aku. Kamu tunjuk-tunjuk aku seolah aku yang selalu salah.
Kamu jahat ya :')
Dengan alasan fokus dengan pekerjaanmu yang terlampau sibuk, mamamu yang sedang sakit, kehidupan keluargamu, dan alasan-alasan lain agar kamu menjauh perlahan dariku. Kenyataannya semua alasan itu tak pernah berarti hingga kamu kembali padanya.
Jika seandainya dia nggak pernah datang lagi, jika seandainya dia nggak lagi menghubungimu, jika seandainya dia nggak mengingatkan kamu tentang kenangan kalian, apa kita masih bersama saat ini?
Jika seandainya pertengkaran itu nggak pernah terjadi, apa kita masih akan baik-baik saja saat ini?
Aku cuma mau kamu tau mas, aku begitu bahagia saat bersama kamu, begitu nyaman, begitu istimewa saat kamu manjain aku.
Kenapa saat aku lagi ngerasain cinta-cintanya?
Kenapa saat aku yakin kalau kamu yang terbaik buat aku?
Kenapa saat aku percaya kalau kamu adalah masa depan yang akan selalu membuatku bahagia?
KENAPA?
Begitu banyak pertanyaan yang nggak akan pernah mungkin kamu jawab.
Hanya diam, kemudian pergi.
Sebegitu kejamkah?
Haruskah aku menyalahkan dia yang masih saja mengejarmu?
Haruskah aku seperti dia yang menjadi pengganggu dalam hubungan ini agar kamu kembali lagi padaku?
Haruskah aku menangis lagi seperti saat itu agar kamu tak pergi?
Haruskah aku seperti itu agar kamu tetap tinggal bersamaku?
Aku sedang dalam posisi dia saat itu bukan?
Terkatung-katung sendirian, melihat orang yang aku cintai ternyata dengan orang lain. Berpura-pura kuat padahal hatinya begitu hancur.
Aku juga pernah dalam posisinya sekarang bukan?
Ditinggikan olehmu, dimanjakan olehmu, dibahagiakan olehmu.
Namaku pernah ada dalam status bbm mu dan sekarang kamu ganti dengan namanya.
Entah aku harus bicara apa.
Seolah semuanya terbalik, begitu sakit yang aku rasa.
Kamu mungkin tak akan pernah peduli lagi dengan apa yang terjadi padaku.
Saat aku lelah karna bekerja, kamu selalu menguatkan aku supaya aku nggak nangis lagi. Saat maag aku kambuh kamu selalu takut aku kenapa-kenapa sampai kamu pernah bilang "biar aku aja yang sakit supaya kamu nggak lagi ngerasain sakit kaya gini lagi".
Jujur, aku kangen, aku kangen saat-saat kita masih bersama.
Saat kamu selalu genggam tanganku, saat kamu tatap mata aku, saat kamu manjain aku. Aku kangen :') tapi aku bisa apa?
Ingat nggak saat aku mau pulang dari rumah kamu, kita selalu gantian cium pipi, dahi, dan bibir. Kebiasaan itu selalu membuat aku sedih saat aku mengingatnya.
Sekarang kita udah nggak sama-sama lagi.
Apa saat ini kamu merasa bebas karna nggak akan lagi kamu dengar suara rengekanku ketika aku menangis?
Apa saat ini kamu merasa jauh lebih bahagia karna tak ada lagi aku yang mengganggu hari-harimu?
Mungkin, karna sekarang kamu sudah mendapatkannya kembali bukan?
Haruskah aku membenci wanita itu mas?
Apakah dia adalah seorang wanita yang lebih tabah dariku mas?
Apakah dia tahu bagaimana rasanya jadi wanita yang disia-siakan begitu saja saat dia sedang cinta-cintanya, saat dia dinyamankan olehmu kemudian pergi begitu saja?
Apa dia setabah itu? :')
Setabah aku yang hatinya kamu hancurkan berkeping-keping.
Aku mau kamu kembali mas, karna kamu selalu bilang kalau kamu tau kemana harus pulang.
Aku mau belajar masak buat kamu kok, tapi apa dengan begitu kamu mau kembali lagi? :')
Seandainya kamu tau, aku terlalu sakit mas, aku terlalu kecewa, tapI semua itu nggak sedikitpun merubah rasa cinta aku sama kamu.
Aku pernah bilang kan, kalau bukan sekali dua kali aku dikecewakan disakiti oleh pria, dan sekarang kamu yang lakukan itu, rasanya sepertI baru pertama kali aku rasa sakitnya begitu parah.
Harusnya kamu tak datang jika hanya untuk menguatkan lalu menjatuhkan lagi.
Harusnya kamu tak mendekat jika pada kenyataannya kamu masih mencintainya dan berharap dia kembali lagi.
Kenapa kamu setega itu mas?
Apa karna aku wanita lemah yang tak pantas untuk dibahagiakan?
Padahal aku berjuang mencintaimu begitu tulus. Tak pernahkah kamu lihat itu?
Sekarang kamu dengan dia dengan jarak yang begitu jauh.
Apa dia bisa memperhatikanmu seperti aku yang dulu begitu memperhatikanmu?
Aku yang begitu dekat malah kamu sia-siakan. Rasanya begitu bodoh kamu itu.
Rasanya aku ingin tertawa sekencang-kencangnya kenapa kamu malah memilih dia yang telah menyia-nyiakanmu.
Kenangan kita memang singkat, iya hanya sebulan kita jadian kan, tentu berbeda jauh dengan kalian yang punya cerita indah selama bertahun-tahun.
Tapi sebulan itu buatku seperti bertahun-tahun mas, aku mengenalmu bukan hanya saat itu, bukankah kita sudah saling kenal sejak sekolah dasar. Kamu yang pernah bilang kalau sebenarnya kamu pernah menyukaiku saat sekolah dasar tapi tak pernah berani kamu ungkapakan.
Jika seandainya dulu kamu bilang dari awal, apa mungkin kita akan bersama selama bertahun-tahun?
Ah, mungkin aku yang berkhayal tinggi. Bukankah itu hanya perasaan anak bocah yang taunya hanya cinta monyet.
Kenangan kita buatku begitu indah, yang telah kamu lakukan begitu membuatku terbang tinggi hingga pada akhirnya aku yang kamu jatuhkan.
Saat ini aku hanya ingin kamu tau, aku mencintaimu sejak aku kamu bahagiakan sampai saat ini kamu sakiti.
Aku tau kesalahanku, tapI aku juga tau dimana kesalahanmu yang membuatmu pergi dengan sendirinya.
Mungkin bahagiamu bukan bersamaku tapi bersamanya.
TapI satu hal, aku yang lebih banyak menangis karnamu. Aku yang lebih tersakiti olehmu.
Semoga kamu tau, tak ada yang bisa mencintaimu setulus aku mencintaimu mas :')
Senin, 16 Februari 2015
Semoga kamu baca ini :')
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar