Rabu, 26 Maret 2014

Biarkan kamu menjadi kenangan

Wanita yang tengah malam begini masih terjaga pasti ada suatu hal yang sedang dipikirkannya. Dengan mata sayu dan sembab, tiba-tiba kenangan itu menggelayut indah dalam dinginnya malam. Ah entah kenapa malam selalu saja jadi tempat ternyaman untuk menikmati kenangan. Dalam sunyinya malam, wanita seringkali memikirkan apa yang sebenarnya tak harus mereka pikirkan, semacam kenangan yang hanya membuat sesak dalam dada. Tapi entah kenapa kenangan selalu jadi candu yang ingin terus diingat. Seperti udara yang selalu manusia hirup.
Sampai saat ini bahkan aku masih tidak mengerti kenapa kenangan tentangmu masih saja asik bertengger dalam otakku. Aku sudah muak dengan bayang-bayangmu yang tak bisa ku sentuh dengan jemariku. Aku sudah bosan dengan mata bengkak karna menangisi sosok pria yang menyebalkan sepertimu. Jika aku bisa memutar waktu, aku tak ingin menjadikanmu hanya sebagai kenangan. Aku ingin menjadikanmu sebagai sosok nyata yang menjadi bagian dalam masa depanku bukan masa laluku.
Aku tak lagi ingin bicara tentang kita, karna aku dan kamu kini tidak lagi menjadi kita. Sekarang, aku dan kamu berjalan sendiri-sendiri. Tak pernah saling bertemu, tak pernah saling menyapa, saling berjauhan. Bagiku ini adalah sebuah siksaan. Tapi, mungkin tidak bagimu. Tentu saja karna kamu mungkin sudah lebih bahagia dengan dia. Atau mungkin sudah melupakan segala kenangan tentang kita yang bagiku terlalu indah untuk dilupakan. Tapi akan kupastikan disetiap malammu setidaknya terlintas kenangan tentang kita yang membuatmu rindu. Mengingat sosokku dalam pejaman matamu. Merasakan kehadiranku walau tak bisa dijamah. Ketahuilah, saat ini kondisiku jauh lebih baik dari yang terakhir kita bertemu. Aku tak lagi merasakan sesak dalam dada yang membuatku kehabisan kata. Aku masih menjadi diriku sendiri, menjadi wanita yang berusaha tegar walau hatinya terluka parah. Semua jauh lebih baik, tapi rindu ini masih saja ada, terkadang membuatku tak mampu mengendalikannya. Aku hanya bisa menangis diam-diam saat aku merindukan sosokmu yang tak lagi bisa ku temui. Aku benci saat dimana rindu membuatku tersiksa. Bahkan saat rindu aku hanya bisa merengkuhmu dalam setiap doa malamku.
Luka yang kamu goreskan sampai saat ini masih belum juga kering. Mungkin akan berbekas dan sulit untuk dilupakan. Luka ini terlalu parah, bahkan mungkin kamu tak pernah menyadarinya. Tapi aku sudah memaafkanmu jauh sebelum kamu meminta. Ketahuilah, kamu sudah berada dalam ruang di hatiku yang tak bisa disinggahi oleh siapapun. Aku mungkin akan selalu mencintaimu entah sampai kapan, tapi jika untuk kembali padamu rasanya tak akan mungkin. Jika aku hanya memahami cinta adalah perasaan irrasional, perasaan yang tak masuk akal, maka cepat atau lambat luka itu akan kembali menganga. Aku tak pernah ingin merasakan luka itu kembali berkali-kali. Biarkan kamu menjadi kenangan indah dan biarkan cerita kita menjadi dongeng sebelum tidur untuk anak dan cucu kita nanti :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar