Pernahkah kamu tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang telah menjadi milik orang lain? Pernahkah kamu merasakan cinta dari seorang pria yang harus terpaksa memilih wanita lain? Pernahkah kamu dalam keadaan sedang cinta-cintanya lalu ditinggalkan begitu saja? Kamu tahu bagaimana rasanya? Aku tidak yakin kamu pernah dalam keadaan sulit untuk memilih harus menyerah atau tetap bertahan. Saat kedua pilihan itu beresiko, jika aku bertahan maka kamu akan tersakiti, jika aku menyerah maka aku yang tersakiti. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku bukan wanita jahat seperti yang kamu pikiran. Jika memang aku wanita jahat, mungkin aku sudah melakukan hal yang sama seperti yang kamu lakukan bahkan lebih dari itu. Bersikap egois tanpa memikirkan apakah tak akan ada yang tersakiti atau tidak. Tak pernahkah kamu berpikir tentang seorang pria yang batinnya tertekan karna tingkahmu yang konyol itu? Tak pernahkah kamu tahu air matamu membuat seorang pria tak berdaya karnanya? Sudahlah, jangan seolah-olah kamu lebih tahu tentang dia. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku dan dia hanya menjalin hubungan selama 4 bulan. Bisa dibandingkan dengan hubungan kalian yang hampir 3 tahun itu, tapi selama bertahun-tahun itu apakah hubunganmu dengan dia baik-baik saja? Dia terus berusaha datang kembali- lagi dan lagi, saat yang dia butuhkan hanya kenyamanan, tapi kamu malah bertingkah seperti wanita manja yang kurang perhatian. Apakah itu semua salahku? Saat hati dan pikirannya terbebani oleh sikapmu yang konyol. Tapi kamu tak pernah sedikitpun menyadarinya. Maaf jika aku memeluk kekasihmu, karna aku tahu pelukanmu bukanlah tempat ternyamaan baginya. Aku yang lebih dulu bersamanya, aku yang lebih dulu diperjuangkannya. Aku tahu apa yang dia suka dan tidak suka. Aku tau bagaimana dia jika sudah jatuh cinta setengah mati pada seorang wanita. Aku tahu saat cintanya diabaikan dia akan bertingkah seperti apa. Aku tahu setiap kata yang terucap dari mulutnya adalah sebuah ketulusan walau terkadang ku pikir seperti gombalan yang memuakan. Aku lebih tahu tentang dia, jauh sebelum kamu mengenalnya.
Kembali pada bagian awal, saat ini aku sudah menyerah. Dan aku sebagai salah satu yang tersakiti. Tak cukupkah itu membuatmu tenang? Tak cukupkah itu membuatmu menang? Ketahuilah, aku menyerah karna aku juga seorang wanita, kita mencintai orang yang sama. Bukankah aku akan sama saja sepertimu jika aku tetap bertahan? Aku menyerah karna aku tak ingin jadi wanita paling egois, memikirkan perasaannya sendiri tapi seolah-olah buta akan perasaan wanita lain. Sampai saat ini aku tak habis pikir, belum cukup puaskah kamu melihat wanita yang terkatung-katung sendirian melihat pria yang dicintainya bersama wanita lain? Mengobati lukanya sendiri tapi kamu terus tak berhenti menambah luka itu.
Aku tahu kamu pernah merasakan patah hati. Tak mudah melupakan rasa sakitnya bukan? Tak mudah juga untuk melupakan kenangan yang ada didalamnya dengan sekejap dalam waktu singkat. Harusnya kamu tahu, saat ini aku sedang berada dalam proses itu. Apakah saat ini aku masih saja berdekatan dengan kekasihmu? Berkomunikasi saja tidak pernah apalagi bertemu. Dia tak lagi mengantar dan menjemputku pulang. Dia tak lagi ke rumahku walau hanya sekedar menyapa. Bukankah sebagian waktunya hanya sibuk bersamamu? Lalu kenapa kamu masih saja terus menyalahkan aku. Jika memang karna kamu tak ingin kejadian saat itu terulang lagi, bukankah kamu hanya cukup diam dan tak lagi terus menerus ingat karna akan menambah luka. Tak perlu harus menyalahkan orang lain untuk berbagi luka bukan? Bukan ingin menceramahi, tapi aku ingin kamu mengerti, yang perlu kamu tahu hanya perasaanku yang harus kalian jaga. Dia milikmu sekarang, iya aku tahu itu. Tak perlu kamu bersikap memamerkan kemesraanmu dengan dia. Tentu aku akan terlihat baik-baik saja.
Mungkin menurutmu aku masih berharap. Iya memang aku berharap tapi tidak untuk kembali padanya. Karna aku tahu rasanya takkan mungkin. Aku hanya berharap luka ini segera luruh oleh waktu. Aku hanya ingin menjalani hari-hariku seperti manusia normal lainnya. Tak ada lagi luka yang membuat sesak dalam dada. Tak ada lagi tangis yang membuat mataku bengkak. Itu saja.
Tapi diantara luka yang belum juga kering ini, dia sudah ada dalam satu ruang di hati ini yang tak akan bisa di singgahi ataupun digantikan oleh siapapun. Aku akan selalu mencintainya entah sampai kapan. Salahkah aku mencintai seorang pria yang sudah memiliki kekasih? Tentu bagimu itu pertanyaan bodoh. Bukankah mencintai dalam diam lebih hebat daripada mencintai untuk memiliki? Kamu tak perlu cemas. Aku tak akan mengganggu hubunganmu dengan dia. Dan aku tak akan merebutnya darimu. Kamu sudah menggenggamnya bukan? Tak perlu takut dia akan pergi lagi. Jika memang kamu takut dia akan kembali padaku, tentu saja pikiranmu mengatakan bahwa dia memang masih mencintaiku. Harusnya jika memang dia mencintaimu, dia akan menghilangkan segala ketakutanmu itu bukan semakin membuatmu hidup dalam ketakutan.
Sudahlah aku tak ingin berkata lebih panjang lagi. Ini hanya sebagian yang aku rasakan. Mungkin kamu hanya bisa secuil mencernanya atau
mungkin tak bisa menerima semua ocehanku ini. Tentu saja karna kamu selalu menutup telinga.
Untuk wanita yang tak bisa berdamai dengan masa lalu.
Untuk wanita yang mengejudge buruk seorang wanita yang mencintai kekasih orang lain.
Berdamailah dengan ketakutanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar