Harusnya aku tak perlu lagi mencari tahu tentang dirimu, bagaimana kabarmu. Betapa bodohnya aku, karena tentu jawabannya kau selalu baik-baik saja dengan kekasihmu. Apalagi yang ku harapkan? Cintamu akan kembali padaku? Tentu itu adalah hal yang tak akan mungkin. Bodohnya lagi, aku mencintaimu, sangat mencintaimu, dan masih mencintaimu. Entah apa alasannya perasaan itu tak pernah pudar sedikitpun.
Apalagi ketika aku mengingat tentang apa yang dulu belum sempat terwujud. Saat kamu ingin mengajakku pergi melihat indahnya dunia, hanya berdua. Saat aku begitu penat dan butuh sedikit refreshing. Khayalan seorang gadis bodoh, berandai aku dan kamu bisa menikmati sunset di tepi pantai, kita
saling berpegangan erat dan kepalaku tepat bersandar di pundakmu. Ketika itu aku berandai bisa memilikimu seutuhnya.
Kenyataannya semua hanya mimpi si gadis bodoh yang hobinya hanya bisa menangis, menulis, bermimpi, lalu tak tahu harus berbuat apa saat hatinya sedang kalut seperti ini.
Kamu tak akan pernah tahu bagaimana rasanya jadi aku, yang diburu rindu akan kehadiranmu.
Saat sesekali aku diam-diam melihat percakapan kita di pesan singkat begitu juga di jejaring sosial, aku hanya bisa diam, bibirku bergetar, dan air matapun terjatuh. Sesungguhnya aku tak ingin lagi menangis, tapi pada kenyataannya hatiku tak sekuat baja. Aku ternyata hanya wanita rapuh yang hatinya telah kamu remukan. Aku tak pernah mengerti akan semua ini. Aku tak pernah paham apa maksud segala kebohonganmu yang harusnya tak bisa ku maafkan namun nyatanya selalu bisa aku maafkan, walau kekecewaanku padamu belum hilang sepenuhnya. Iya, karena aku begitu tulus mencintaimu tapi tak pernah kamu sadari sampai kamu kembali pada masa lalu yang jelas-jelas telah menyakitimu.
Kamu tak akan bisa mengerti bagaimana rasanya jadi aku. Jadi wanita yang paling bahagia ketika dinyamankan olehmu lalu hatinya kau patahkan begitu saja saat dia sedang cinta-cintanya. Kamu tak pernah tahu rasanya jadi aku, jadi wanita yang hampir setiap malam menatap ponsel, berharap kamu menghubungiku, menanyakan bagaimana kabarku. Iya, aku wanita bodoh, semua salahku, selalu salahku. Yang tak pernah menyadari bahwa kamu tak akan pernah kembali hanya untuk menanyakan kabar apalagi menemuiku.
Aku tidak bisa lupa suara dengungan sepeda motormu yang begitu bising, saat kamu datang ke rumahku, saat kamu mengantarku pulang sampai depan pagar rumah.
Saat ini, aku tidak bisa berhenti menatap pagar rumah, berharap kamu tiba-tiba datang, menjemputku dengan senyuman manis dan pelukan hangatmu. Aku tidak bisa lupa bagaimana tingkah konyol yang kita lakukan dulu, ketika kita berdansa dan telapak kakiku berada diatas punggung kakimu, bagaimana kamu memperlakukanku layaknya bonekamu. Ketika kamu memelukku erat dari belakang, ketika kamu menggendongku, ketika aku bermanja denganmu, ketika senyum dan tawa ceria itu hadir karenamu. Aku merasa begitu kamu bahagiakan layaknya ratumu. Hubungan kita memang singkat, tapi karena itu semua, karena perlakuanmu yang membuatku susah lupa.
Aku sudah terbiasa dengan hal-hal konyol yang kita lakukan tapi begitu membuatku bahagia. Aku telah terbiasa dengan chat bbmmu, pesan singkatmu, voice note yang sering kamu kirim, genggaman jemarimu, pelukanmu, tatapan matamu, bau tubuhmu, dengungan motormu, sapaan hangatmu, kehadiranmu, dan aku terbiasa dengan kita. Kita yang sekarang hanya menjadi aku dan kamu. Kita yang sekarang seperti tak saling kenal, seperti tak pernah ada hubungan. Sebegitu menyakitkankah?
Kehadiranmu tak pernah aku minta, namun aku tahu perkenalan kita yang lebih dekat, suatu saat akan membuatmu paham bagaimana arti ketulusan yang kamu sia-siakan. Bagaimana ada seseorang yang begitu tulus mencintaimu tanpa mengharap belas kasihmu untuk kembali mencintainya. Kamu tak akan pernah tahu sampai kamu menatap matanya yang kabut karena menahan mendung air mata ketulusan. Yang mendoakanmu begitu tulus agar kamu terus diberi kesehatan dan kebahagiaan.
Karena aku tak akan lagi pernah bisa menasehatimu agar makan teratur dan tak main hingga larut malam. Aku hanya ingin kamu menjaga kesehatanmu, agar aku tak lagi mencemaskanmu yang tiba-tiba demam tinggi.
Sesungguhnya aku ini wanita paling bodoh karena masih saja memikirkamu padahal kamu telah menghancurkan hatiku berkeping-keping. Tak apa, karena aku yakin suatu saat kau akan menyadari siapa yang selalu ada di sampingmu di dekatmu disaat kau terjatuh, yang selalu setia menunggumu sampai saatnya tiba.
Bila mungkin ada kesempatan kedua, aku berharap kamu tak lagi jadi pria pecundang yang pergi begitu saja tanpa penjelasan apapun. Bila mungkin salah satu mimpiku terwujud, aku hanya ingin memelukmu erat, tak perlu ada percakapan, cukup diam dan aku bisa merasakan degup jantungmu, bagaimana degup cinta baru yang kau miliki tanpa ada cinta masa lalumu. Dan aku tak akan membiarkanmu pergi lagi. Jika mimpiku itu sudah terwujud, benahilah prinsip hidupmu yang tak pantas sama sekali ku jadikan contoh.
Dari wanita
yang telah kau berikan cinta semu,
masih dan sangat mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar