Selasa, 03 November 2015

Setelah hampir satu tahun

Ada seseorang yang tak tahu lagi bagaimana caranya harus mencurahkan segala perasaan kecuali hanya dengan lewat tulisan. Tulisan seorang gadis bodoh yang tentu saja tak akan pernah kamu baca. Jika kamu lihatpun, mungkin menurutmu ini hanya tulisan yang lebih pantas dibilang sampah. Iya, karena gadis ini tahu bahwa kamu tak pernah suka sesuatu yang terlihat cengeng. Entah mengapa gadis ini masih setia menulis tentangmu, meskipun setiap mengingatmu batinnya selalu teriris. Padahal dia tahu bahwa tulisan ini tak akan pernah kamu baca apalagi kamu pahami.
Kali ini, aku ingin bercerita tentang seorang wanita yang di balik kesibukannya, ada sesuatu yang sangat ingin dia lupakan. Wanita ini berusaha mencari kesibukan baru agar dia tak lagi punya celah untuk mengingatmu. Berusaha untuk tak lagi menggubris segala hal yang berkaitan denganmu. Wanita ini pernah menjadi bagian dalam hari-harimu. Dia yang pernah kamu bisikkan manisnya kata cinta, dia yang kamu janjikan tak akan ada lagi air mata, dia yang sempat menjadi tempatmu bersandar karena lelahnya kamu pada duniamu, dan dia yang sempat menjadi tempat kamu berbagi canda dan tawa sebelum akhirnya kamu membuatnya menangis dan terluka.
Sudah hampir satu tahun setelah kepergianmu. Dia sudah menjadi wanita yang berbeda. Dia berusaha mengikhlaskan segalanya. Dia tak lagi ingin mengejarmu dan berusaha untuk melepaskan kamu dari hati dan pikirannya. Kamu tak akan pernah tahu bagaimana usaha kerasnya untuk melupakan kamu. Dia mencari teman curhat, mencari orang-orang yang senasib dengannya agar dia tak merasa jadi orang paling sengsara karena patah hati. Tak hanya itu, dia berkenalan dengan sosok-sosok baru. Banyak pria yang berusaha mendekatinya dan berusaha menggantikan posisimu di hatinya. Namun, masih ada ketakutan dalam hatinya. Dia takut luka yang belum sembuh akan kembali menganga karena luka baru yang lebih parah. Dan satu alasan lain, apakah ada yang jauh lebih baik darimu dan tak akan menyakiti hatinya lagi?
Pada akhirnya, dia tahu sekarang bagaimana dirimu sebenarnya. Iya, dia tahu bagaimana kamu yang sangat berbeda dengan awal kedekatanmu dengannya sayang.
Kembali pada bagian awal. Wanita ini adalah wanita bodoh yang mau-maunya kamu jadikan persinggahan sesaat, bukan tujuan. Dia bahkan sama sekali tak tahu di balik sikap manismu, ada kebohongan yang kamu tata begitu rapi. Dan tololnya lagi, dia sama sekali tak ingin membencimu ketika tahu dia telah kamu bohongi. Ada rasa sakit yang tak bisa dijelaskan, ada rasa tercampakkan yang tak akan pernah kamu ketahui. Dalam rasa sakitnya, dia selalu mengucap doa pada Tuhan. Bercerita dengan bulir air mata di pipinya. Mengadu dengan bibir membeku, dia menyesali segala kebodohannya. Mengapa dia menerima kamu begitu mudah, namun melepaskanmu begitu susah?
Sayang, wanita ini tahu sekarang kamu pasti sudah jauh lebih bahagia. Dengan atau tanpanya kamu pasti akan baik-baik saja. Tidak seperti halnya dengan dia. Ada rasa rindu yang tersimpan, ada kehampaan yang dia lewati selama ini tanpamu. Sehari, seminggu, sebulan bahkan sampai saat ini dia masih berharap kamu datang untuk menjelaskan semuanya. Mengapa kamu datang jika hanya untuk pergi. Karena dia memang belum sepenuhnya melupakanmu. Walaupun dia tahu kamu sudah jadi pria yang berbeda. Kamu bukan lagi embun yang menyejukkan hatinya. Kamu bukan lagi pelangi yang mewarnai sisi gelapnya. Kamu bukan lagi matahari yang menghangatkan mendungnya. Kamu sekarang jadi awan hitam, Sayang. Kamu jadi lembayung paling sendu, sebab air matanya tak pernah surut-selalu mengalir untukmu.
Kamu tahu sayang, saat menulis ini dia seperti sudah kehabisan kata. Karena sudah terlalu banyak luka yang dia ceritakan. Setelah hampir satu tahun, dia masih bertanya-tanya, masih adakah yang harus diperjuangkan selain rasa rindunya padamu? Kamu yang telah begitu menyakiti hatinya, bukan hanya karena kebohonganmu tapi juga perubahanmu. Mengapa kamu tak pernah sadar, bahwa orang yang tersakiti oleh perubahanmu adalah orang yang paling mencintaimu, meskipun kamu selalu menganggapnya abu-abu.
Seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini masih sama. Wanita ini tak pernah lupa bagaimana setiap malam di ujung telepon suara manjamu terdengar lembut ditelinganya dan menyapanya dengan sapaan paling hangat. Dia juga ingat selama sebulan itu, kamu memperlakukannya begitu nyaman. Betapa dia menghargai setiap detik ketika dia bersamamu. Sampai segala hal tentangmu, tak pernah terlihat kecil di matanya. Wanita ini memang bodoh karena tak tahu mengapa dia begitu mencintai pria berantakan sepertimu. Cintanya meledak begitu saja, ketika kau buat dia begitu nyaman, ketika kau buat dia begitu mencintaimu, mengapa kamu malah membiarkannya menggigil karena kepergianmu?
Wanita ini terkatung-katung sendirian di atas bekas lukanya yang belum juga sembuh. Dia berdiri sendirian tanpa kamu. Dia berusaha melangkah dengan kekuatannya sendiri. Mengapa kamu tak pernah sadar bahwa dia membiarkan dirinya sendiri terluka hanya untuk membuatmu bahagia. Kamu tahu sayang, dia begitu kuat, lebih kuat daripada yang kau bayangkan. Kamu tak perlu mengasihaninya. Karena dia percaya waktu itu akan datang, saat dia bebas menertawakan lukanya dan kamu justru yang berbalik menangisinya.
Oke sepertinya ini adalah paragraf terakhir. Aku cuma mau bilang padamu, My lucky charm, bahwa sebenarnya wanita ini belum bisa melupakanmu. Di balik rasa kecewanya, sebenarnya masih ada cinta dalam hatinya. Tapi dia lebih memilih tak lagi menggubris perasaanya. Karena dia sadar; dia tahu, bahwa kamu yang dulu tak akan pernah kembali lagi.
Kamu ingin tahu siapa wanita ini. Oke aku beri tahu, bahwa sebenarnya wanita ini adalah AKU, Kekasih masa lalumu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar