Rabu, 26 Februari 2014

Berbincang dengan kenangan

Kenangan mungkin sesekali menghampiri. Bahkan saling bertabrakan di kepalamu. Jangan lari karena ia akan terus mengejarmu. Nikmati saja ritmenya~ 


Hujan menggerogoti pagi. Masih ada kantuk yang belum dituntaskan. Bersama ingatan yang membawa saya kembali ke masa lalu. Saya selalu takjub dengan hujan yang mempunyai daya magis. Tanpa kamu mau, hujan bisa menyeretmu ke tempat-tempat yang tidak ingin kamu kunjungi lagi. Seperti halnya kenangan. Hujan lagi-lagi membuat saya tersesat dalam kenangan. Tentang orang yang pernah singgah di hati saya. Tidak kah kamu ingin sesekali membekukan waktu dan bernostalgia dengan hujan tentang orang-orang yang pernah kamu titipkan hatimu.


Mari sejenak saya mengajak kamu berbincang-bincang dengan butir-butir air di jendela kamar saya.

Apa kamu pernah berada di titik ketidakmengertian atas pikiran kamu sendiri? Apa kamu pernah memperjuangkan orang dengan mati-matian tetapi tak tahu bahwa sejak awal dia adalah orang yang salah untuk kamu? Apa kamu pernah bercerita tentang orang yang kamu cintai bersama hujan? Apa kamu pernah ingin jatuh hanya kepada hatimu sendiri karena takut patah hati berkali-kali?

Kamu menanti jawaban saya? Kamu tahu, tidak semua pertanyaan butuh jawaban yang harus diumbar. Biarlah hati saya yang menjawab. Kamu pasti bisa merasakannya sendiri.

Hujan kembali membuka luka lama. Luka yang memang belum sembuh.

Kenangan yang membuat jantungku berhenti berdetak sejenak. Memang terkadang kamu perlu melempar dirimu ke masa lalu tapi tidak untuk meratapi. Hanya untuk mengenang ingatan tentang memori bersama orang yang pernah kamu cintai dan juga mencintaimu. Kenangan yang membuat perasaan menjadi campur aduk. Kenangan yang bisa menyebabkan candu untuk menyimpulkan senyum di bibirmu pun sepasang mata yang disinggahi air hujan. Saya selalu percaya, tidak ada kenangan yang akan pergi begitu saja, ia selalu meninggalkan jejak untuk singgah di pikiran saya meski hanya sebentar.

Kenangan punya sepasang kaki yang menggoreskan jejak bahagia pun sedih di pikiranmu. Tidak ada yang perlu disesali dari perbuatan masa lalu yang kini hanya tinggal dalam lembaran-lembaran kenangan, sebab ia pernah mengajarimu untuk bersabar menunggu orang yang kamu cintai. Memperjuangkan dia yang mungkin tidak pernah menyadari. Bersikap seolah-olah tak mendengar tentang ocehan-ocehan orang sekitar tentang dia yang kamu cintai. Saya selalu percaya, hujan dan kenangan diciptakan sepasang. Semata agar kamu tidak menyia-nyiakan apa yang kamu miliki sekarang. Hujan pernah berbisik, kenangan mengetuk bukan untuk ditangisi, ia hadir untuk membuat kamu berani jatuh cinta meski patahan-patahan hati belum sempurna kamu susun. Sebab tak ada luka yang akan benar-benar sembuh. Selalu ada bekas di dalam hati.

*Repost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar