Senin, 03 November 2014

Merindukanmu dalam sepi

Hujan menari-nari perlahan
menggelitik gemas pepohonan
Dan angin mendesah
Tubuhku menggigil
Langit semakin cemas
Ia terus menerus menangis
Sementara langkahmu semakin menjauh
Saat tubuhku yang kedinginan sempat kau hangatkan dengan jemarimu
Demikian sosokmu terasa lenyap
Ketika labirin kosong di hatiku mulai terisi olehmu
Janji yang terucap
Seakan-akan menguap
Cinta yang dulu mengendap
Berhembus menjadi uap
Kini...
Aku hanya bisa diam-diam merindukanmu dalam sepi
Aku sangat kenal bahasa rindu
Namun kau selalu saja tak tahu
Dulu penyebab tawa,
Kini jadi terdakwa!
Dan...
Kau pergi ketika semua sudah tertata rapi
Ketika peran mimpi dan nyata mulai berganti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar