Jumat, 07 November 2014

Sajak pendek

* disebuah sajak, kau menjelma huruf pertama, sedang aku rasa ingin yang berdiam didalamnya

* satu hal yang kuyakini, cinta kita adalah
lingkaran waktu. Sejauh apa kita menjauh, kelak pasti bertemu.

* kelak, kau akan merindukanku, seperti puisi pertama setelah kau jatuh cinta

*setelah ibu, telah kutemukan kata yang tepat untuk melahirkanku kembali–cinta

* sejauh-jauh aku pergi, menujumu adalah
perjalanan terpanjang, jarak yang tak pernah mampu aku tahklukkan

* sayang, kita tak perlu waktu seribu tahun untuk mencinta, cukup sehari lebih lama dari yang kita bisa

* disecangkir kopi. Biarlah aku menjelma apa saja yang kau inginkan, menjadi pahit atau manis asal tetap kau rindukan

* rindu dan waktu, adalah racun dalam dadaku, sedang kau penawar yang kutunggu

* luka karena cinta, serupa metamorfosis kupu- kupu. Ada yang kita sebut sebagai duka, ketika ingatan betah mengulum rindu

* disepasang matamu kekasih, dunia tampak lebih teduh, memeluk telanjang rinduku yang rapuh

* aku mencintaimu, seperti cahaya pagi yang anggun. Membakar berlahan, dalam ciuman yang santun

* mungkin kesepian adalah cara Tuhan,
mempertemukan kita sebagai kekasih yang terlalu takut pada kehilangan

*dimusim gugur, dialah daun akasia terakhir, yang baru saja jatuh tersungkur, menyerahkan hidup pada takdir

* pada pagi yang gerimis, selalu ada yang kita rindukan menghampiri ingatan, sepasang lengan yang menawarkan hangatnya pelukan

*dalam ingatan, meski hanya sebuah pesakitan, aku ingin engkau tetapa ada, menjelma apa saja

* diladang cinta, bunga-bunga tak melulu
tumbuh. Masih ada perih luka, dari duri ilalang yang kau lupakan dalam ciuman

* luka karena cinta, adalah detik yang mengitari waktu, kelak diwaktu yang berbeda akan kau sebut sebagai kenangan

* diranting hatimu, aku hanya selembar daum mencintaimu. Yang cemas kau tanggalkan sewaktu-waktu

* ditepian, aku menungumu. Sama seperti aku melepasmu dahulu. Kepada lautan,  yang tak pernah mengembalikanmu

*aku adalah debu, selekas tapak kakimu berlalu, semakin aku merindu, lekatlah segala yang pilu dihatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar